Dampak Stigma dan Diskriminasi pada Penderita Tuberkulosis
The Impact of Stigma and Discrimination on Tuberculosis Patients
DOI:
https://doi.org/10.36590/jibi.v2i2.1175Keywords:
Dampak Stigma, Dampak diskriminasi, Pasien TuberkulosisAbstract
Upaya untuk menurunkan angka kejadian dan kematian penyakit tuberkulosis membutuhkan langkah-langkah holistik untuk mengatasi kesenjangan kesehatan dan stigma yang menghambat akses ke layanan. Stigma negatif sering kali berawal dari rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini, sehingga mereka sulit mengakses layanan yang tepat. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengidentifikasi dampak stigma dan diskriminasi terhadap pasien TB dan mengidentifikasi strategi yang efektif untuk mengatasi stigma dan diskriminasi di masyarakat. Penelitian ini menggunakan tinjauan literatur. Artikel dicari melalui database seperti PubMed, ScienceDirect, Wiley, dan pencarian manual di Google Scholar. Artikel yang ditinjau diterbitkan pada tahun 2023 dan 2024. Artikel disaring menggunakan Mendeley dan dinilai kualitasnya dengan bantuan alat penilaian JBI. Sebanyak 115 artikel berhasil diidentifikasi. Setelah disaring menggunakan Mendeley dan dinilai kualitasnya dengan alat penilaian JBI, 7 artikel yang memenuhi kriteria diikutsertakan dalam tinjauan. Stigma, diskriminasi dan isolasi sosial secara signifikan menghambat kepatuhan pengobatan pada pasien TB, memperburuk kesehatan mental dan meningkatkan risiko resistensi obat. Keyakinan budaya dan kurangnya informasi yang akurat memperburuk stigma, menyebabkan penundaan pengobatan dan merugikan upaya pengendalian penyakit. Intervensi untuk meningkatkan kepercayaan diri dan pendidikan kesehatan kolaboratif dapat membantu mengurangi stigma, memperbaiki kondisi psikologis pasien, dan meningkatkan partisipasi dalam skrining dan pencarian pengobatan dini. Direkomendasikan bahwa kampanye pendidikan kesehatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dukungan psikososial dan intervensi untuk meningkatkan kepercayaan diri pasien, harus dilakukan dengan melibatkan pemerintah, institusi akademik, LSM dan masyarakat setempat. Selain itu, penting untuk melatih petugas kesehatan yang terlibat dalam program TB untuk membantu mengedukasi pasien secara efektif dan efisien.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Accepted 2024-12-04
Published 2024-12-31